Banjir Majalengka: Bendungan Ilegal Akan Dibongkar

BANJIR MAJALENGKA - Warga terdampak banjir di Kecamatan Dawuan dan Kadipaten. (DaunNews)
BANJIR MAJALENGKA - Warga terdampak banjir di Kecamatan Dawuan dan Kadipaten. (DaunNews)

Banjir Besar Majalengka: Ribuan Warga Terdampak, Bendungan Ilegal Akan Dibongkar

Daun News – Majalengka, 18 Mei 2025

Banjir besar melanda Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Jumat malam (16/5/2025), merendam delapan desa di dua kecamatan dan memaksa ribuan warga mengungsi. Selain curah hujan tinggi, penyebab utama banjir diduga akibat bendungan ilegal di Desa Karangsambung yang dibangun tanpa izin dan memperparah luapan air.

Skala Dampak: Ribuan Warga Terdampak

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, banjir berdampak pada 5.198 jiwa, dengan 506 orang di antaranya harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sebanyak 1.275 unit rumah warga terdampak, serta tujuh fasilitas ibadah dan satu fasilitas pendidikan ikut terendam banjir.

Beberapa tempat pengungsian yang digunakan warga antara lain Masjid Al-Ijtihad di Desa Dawuan, kantor desa, balai warga, dan rumah-rumah kerabat di lokasi yang lebih tinggi. Para pengungsi mayoritas merupakan lansia, anak-anak, dan warga dengan kondisi kesehatan rentan.

Penyebab Banjir: Kombinasi Alam dan Ulah Manusia

Bupati Majalengka, Eman Suherman, menjelaskan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi di wilayah hulu menjadi faktor utama terjadinya banjir. Namun, ada faktor lain yang memperparah kondisi tersebut, yakni bendungan di Desa Karangsambung yang diduga sengaja ditinggikan oleh oknum tertentu hingga 40 cm untuk kebutuhan pengairan sawah bawang.

"Ini human error. Mungkin dilakukan oleh oknum yang tidak paham. Tujuannya memang untuk memudahkan pengairan sawah, tapi tidak memikirkan dampaknya. Saat hujan besar, air tidak bisa mengalir normal dan justru balik ke hulu," kata Eman kepada Daun News, Sabtu (17/5/2025).

Akibat bendungan yang menahan aliran air tersebut, air meluap dan merendam permukiman warga di sejumlah desa. Ketinggian banjir mencapai setengah meter hingga dua meter. Hal ini memaksa ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Langkah Pemerintah: Pembongkaran Bendungan dan Normalisasi Sungai

Menindaklanjuti kondisi darurat ini, Eman langsung menghubungi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk meminta pembongkaran bendungan yang dinilai melanggar aturan.

"Tadi saya sudah kontak Kepala BBWS dan saya sampaikan agar itu dibongkar. Dan beliau mengizinkan, karena itu sudah melanggar aturan," tegas Bupati.

Selain itu, Bupati Eman berjanji akan memperbaiki saluran air dan mencegah banjir berulang dengan melakukan normalisasi sungai dan pembenahan saluran air di titik-titik rawan banjir. Pemerintah Kabupaten Majalengka akan melibatkan lintas dinas dan berkoordinasi dengan pihak provinsi dan pemerintah pusat jika diperlukan untuk penanganan banjir ini.

Kisah Petugas: Evakuasi Warga Meski Rumah Terendam

Di tengah upaya evakuasi, seorang anggota BPBD Majalengka, Hendru Budiman, menghadapi dilema saat banjir melanda Majalengka. Di satu sisi, ia harus membantu warga, di sisi lainnya rumahnya sendiri turut terdampak banjir.

"Kebetulan hari ini saya lagi piket. Ada info banjir, saya langsung meluncur ke Blok Jombol. Tapi saya nggak bisa fokus karena mikirin orang tua di rumah. Mereka sudah sepuh," kata Hendru.

Setibanya di rumah, genangan air sudah setinggi 30 cm. Kedua orang tuanya dievakuasi ke masjid. Setelah itu, Hendru kembali fokus membantu evakuasi warga lainnya.

Warga Mengeluhkan Bendungan Ilegal

Warga Desa Dawuan, Masduki, mengaku terkejut saat mengetahui bendungan yang dianggap jadi pemicu banjir itu dibangun ulang secara diam-diam.

"Tadinya beranggapan bendungan itu sudah dibongkar, tapi malam ini saya baru dengar bendungan itu ternyata dibangun lagi," kata Masduki.

Kepala Dusun Dawuan, Cucu Bandi, menambahkan bahwa penyebab banjir juga diperparah oleh pendangkalan dan penyempitan aliran Sungai Cikasarung.

"Akibat penyempitan dan pendangkalan sungai, air jadi meluap. Apalagi ditambah bendungan itu. Ini bukan cuma berdampak satu desa, tapi empat desa terkena getahnya yakni Dawuan, Kadipaten, Liangjulang, dan Pagandon," ungkapnya.

Penanganan Darurat dan Imbauan BPBD

BPBD Majalengka telah mendirikan posko evakuasi dan dapur umum untuk para korban. Titik pengungsian disiapkan di empat lokasi: dua di Desa Dawuan, satu di Desa Liangjulang, dan satu lagi di Desa Kadipaten.

BPBD mengimbau warga tetap waspada karena curah hujan diprediksi masih tinggi dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta untuk segera menghubungi nomor darurat BPBD melalui call center di 0823 4040 0300 jika membutuhkan evakuasi dan bantuan.

Kesimpulan

Banjir besar yang melanda Majalengka merupakan kombinasi dari faktor alam dan ulah manusia. Pemerintah daerah berkomitmen untuk mengambil langkah konkret dalam mencegah kejadian serupa di masa depan, termasuk pembongkaran bendungan ilegal dan normalisasi sungai. Kisah petugas seperti Hendru Budiman menunjukkan dedikasi luar biasa dalam membantu warga meski dirinya sendiri terdampak.

Daun News
Mengabarkan dengan Fakta, Menyuarakan dengan Etika
🗓️ Minggu, 18 Mei 2025
📍 Majalengka, Jawa Barat, Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar