Hercules Minta Maaf & Kritik FKUI: Sorotan Politik

Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules Rosario de Marshal menemui Presiden ke-7 Joko Widodo di kediaman Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 15 April 2025. (DaunNews)
Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules Rosario de Marshal menemui Presiden ke-7 Joko Widodo di kediaman Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 15 April 2025. (DaunNews)

 Hercules Minta Maaf, FKUI Kritik Pendidikan Kedokteran, dan IDI Tanggapi Pernyataan Menkes: Sorotan Politik Nasional

Daun News, 18 Mei 2025

Sejumlah peristiwa politik nasional menjadi sorotan publik pada Ahad pagi, 18 Mei 2025. Mulai dari permintaan maaf Rosario de Marshal alias Hercules kepada para purnawirawan TNI, surat terbuka dari ratusan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kepada Presiden Prabowo Subianto, hingga tanggapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terhadap pernyataan kontroversial Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Berikut rangkuman lengkapnya:

1. Hercules Minta Maaf kepada Purnawirawan TNI

Pendiri ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jaya, Rosario de Marshal alias Hercules, menyampaikan permintaan maaf kepada para purnawirawan TNI atas ucapannya yang dianggap tidak pantas. Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui panggilan video dengan Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, saat wawancara dengan jurnalis Metro TV untuk program Kontroversi.

Dalam video yang diunggah kanal YouTube Metro TV, Hercules ditelepon oleh Dudung Abdurachman dan diminta untuk meminta maaf kepada para jenderal purnawirawan yang berseteru dengannya, termasuk Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso. Hercules pun menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka.

Sebelumnya, ucapan Hercules yang menyebut Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso dengan sebutan "bau tanah" menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Gatot Nurmantyo yang menyebut ucapan tersebut sangat tidak sopan dan melecehkan seluruh purnawirawan TNI.

2. Guru Besar FKUI Kritik Sistem Pendidikan Kedokteran

Sebanyak 121 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto pada Jumat, 16 Mei 2025. Dalam surat tersebut, mereka menyampaikan keprihatinan terhadap situasi sistem pendidikan kedokteran dan kesehatan di Indonesia yang dinilai memprihatinkan.

Para Guru Besar FKUI menyoroti beberapa hal, antara lain:

  • Hilangnya independensi kolegium kedokteran setelah perubahan tata kelola yang kini berada di bawah Kementerian Kesehatan.

  • Terjadinya disintegrasi antara rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran.

  • Mutasi mendadak yang dialami sejumlah staf medis sekaligus dosen, yang berdampak pada terganggunya kesinambungan pendidikan dokter spesialis dan subspesialis.

Dalam surat tersebut, para Guru Besar FKUI meminta pemerintah untuk mengembalikan fungsi kolegium kepada para ahli di bidangnya secara independen dan profesional, serta membangun kembali kemitraan yang sehat antara Kementerian Kesehatan, rumah sakit, Kementerian Pendidikan Tinggi, Fakultas Kedokteran, dan kolegium untuk menjaga mutu dan kelangsungan pendidikan kedokteran.

3. IDI Tanggapi Pernyataan Menkes tentang Ukuran Celana

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto, mengkritik pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa pria dengan ukuran celana 33 lebih cepat menghadap Allah. Slamet menilai pernyataan tersebut tidak tepat dan menyederhanakan isu kesehatan yang kompleks.

Menurut Slamet, ukuran celana yang menggambarkan indeks massa tubuh (IMT) hanya salah satu dari parameter untuk menentukan obesitas. Ia menambahkan bahwa seorang dokter yang benar-benar mengerti pun tidak akan menyampaikan informasi seperti itu secara sembarangan.

Pernyataan Menkes Budi tersebut menuai kontroversi dan dianggap tidak sensitif terhadap isu kesehatan masyarakat. IDI berharap agar pejabat publik dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kesehatan.

Kesimpulan

Tiga peristiwa politik nasional tersebut menunjukkan dinamika yang terjadi di Indonesia saat ini. Permintaan maaf Hercules kepada para purnawirawan TNI menunjukkan pentingnya menjaga etika dalam berkomunikasi, terutama oleh tokoh masyarakat. Kritik dari Guru Besar FKUI terhadap sistem pendidikan kedokteran menyoroti perlunya evaluasi dan perbaikan dalam tata kelola pendidikan kedokteran di Indonesia. Sementara itu, tanggapan IDI terhadap pernyataan Menkes Budi menekankan pentingnya komunikasi yang tepat dan berbasis ilmu pengetahuan dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada publik.

Sebagai masyarakat, kita perlu terus mengikuti perkembangan ini dan berpartisipasi aktif dalam diskusi publik untuk mendorong perbaikan di berbagai sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Daun News

Posting Komentar

0 Komentar