![]() |
Kapal karam membawa wisatawan dari Pulau Tikus, Bengkulu, Minggu (11/5/2025). |
Tragedi Kapal Wisata di Pantai Berkas Bengkulu: 7 Tewas, 98 Penumpang Dievakuasi
Kota Bengkulu diguncang kabar duka dari sektor pariwisata setelah sebuah kapal wisata yang mengangkut 98 penumpang terbalik dan tenggelam di perairan sekitar Pantai Berkas, Kota Bengkulu, pada Minggu (11/5/2025). Tragedi ini menewaskan tujuh orang, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan trauma akibat kejadian yang diduga dipicu oleh kelebihan muatan dan cuaca buruk.
Kapal wisata tersebut dilaporkan tengah melakukan penyebrangan menuju Pulau Tikus, destinasi wisata favorit di Bengkulu. Namun dalam perjalanannya, kapal mengalami guncangan kuat dan akhirnya terbalik, membuat seluruh penumpang terlempar ke laut. Sebagian besar penumpang merupakan wisatawan lokal dari Jambi, termasuk rombongan sebuah dealer kendaraan ternama yang tengah mengadakan kegiatan liburan tahunan.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Basarnas Bengkulu, Likopa Noptilos, kejadian terjadi saat kapal dalam perjalanan menuju Pulau Tikus. Saat itu, gelombang di kawasan perairan Pantai Berkas cukup tinggi disertai angin kencang. Dugaan awal menyebutkan bahwa kapal mengalami kelebihan muatan dan tidak dilengkapi dengan alat keselamatan yang memadai.
"Kami langsung bergerak ke lokasi kejadian dan menuju pemilik kapal untuk melakukan pemeriksaan. Fokus utama kami saat ini adalah memverifikasi jumlah penumpang, kondisi korban selamat, dan melakukan evakuasi lanjutan jika masih ada korban hilang," ujar Likopa.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, kepolisian, TNI, serta relawan dan warga setempat bergerak cepat membentuk posko darurat di kawasan Pantai Panjang, tepatnya di depan kantor biro perjalanan wisata yang diduga menjadi agen pemberangkatan kapal. Mereka melakukan pendataan terhadap semua penumpang dan berusaha menghubungi keluarga korban untuk proses identifikasi.
Identitas Korban dan Proses Evakuasi
Salah satu korban tewas yang telah teridentifikasi adalah Iwan Suantara, warga Jambi, yang merupakan bagian dari rombongan dealer kendaraan tersebut. Iwan sempat dilarikan ke RSUD Kota Bengkulu namun dinyatakan meninggal dunia akibat luka dalam dan terlalu banyak menelan air laut.
Sampai saat ini, dari total 98 penumpang, tujuh orang dinyatakan meninggal dunia, belasan lainnya mengalami luka-luka, dan sisanya selamat. Namun pihak berwenang masih terus melakukan pencocokan data dan pencarian di area sekitar lokasi tenggelamnya kapal.
Proses evakuasi tidak berlangsung mudah mengingat cuaca laut yang belum bersahabat. Tim SAR bekerja tanpa henti menggunakan perahu karet dan peralatan selam untuk menyisir area laut di sekitar lokasi kejadian.
Permasalahan Keamanan dan Legalitas Kapal
Pasca tragedi ini, muncul pertanyaan besar mengenai izin operasional kapal, kapasitas angkut, serta kelayakan alat keselamatan yang tersedia di atas kapal. Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa kapal tampak penuh sesak saat berangkat dan tidak semua penumpang memakai pelampung.
"Kapal tersebut memang sering digunakan untuk wisata ke Pulau Tikus, tetapi kami belum pernah melihat adanya pemeriksaan resmi mengenai batas kapasitas atau pemeriksaan kondisi kapal," ungkap Arman, salah satu nelayan lokal.
Pemerintah daerah Kota Bengkulu melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh. Kepala Dinas Pariwisata setempat mengatakan bahwa mereka akan mengevaluasi ulang semua izin operasi kapal wisata dan melakukan audit terhadap perusahaan perjalanan yang beroperasi di wilayah pesisir Bengkulu.
📌 Baca juga: Daftar Situs yang 100% Aman
Dampak Sosial dan Emosional
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Bengkulu. Wali Kota Bengkulu menyatakan duka cita mendalam dan berjanji untuk memberikan bantuan penuh bagi keluarga korban meninggal serta pendampingan psikologis bagi korban selamat.
"Kami akan menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah ke daerah asal dan memberikan pendampingan kepada keluarga korban. Kejadian ini menjadi pelajaran besar bagi kita semua agar lebih memperketat standar keselamatan di sektor pariwisata laut," ujar Wali Kota dalam konferensi pers.
Penanganan Lanjutan dan Evaluasi Sistem Pariwisata
Dalam jangka panjang, tragedi ini menjadi pemicu evaluasi menyeluruh terhadap sistem pariwisata berbasis laut di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir yang tengah naik daun sebagai destinasi wisata domestik.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut menyampaikan keprihatinan mendalam. Dalam pernyataannya, pihak kementerian menegaskan pentingnya penerapan standar keamanan internasional dalam aktivitas wisata berbasis laut, termasuk pelatihan keselamatan, inspeksi rutin armada kapal, serta penyediaan fasilitas darurat.
"Kami akan bekerja sama dengan Kemenhub, Basarnas, dan pemerintah daerah untuk menyusun regulasi teknis dan SOP keselamatan yang lebih ketat. Tidak boleh ada toleransi terhadap pelanggaran keselamatan wisatawan," tegas juru bicara Kemenparekraf.
Harapan dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Dukungan mengalir dari berbagai pihak, termasuk komunitas wisata, tokoh masyarakat, dan aktivis lingkungan yang turut menyuarakan perlunya edukasi keselamatan kepada pelaku usaha wisata dan wisatawan itu sendiri. Mereka menyarankan agar setiap biro perjalanan wisata memiliki tanggung jawab edukatif, termasuk memberikan briefing keselamatan sebelum keberangkatan.
Di sisi lain, masyarakat berharap bahwa tragedi ini tidak hanya berakhir dengan empati sementara, melainkan menjadi titik awal reformasi besar dalam tata kelola wisata berbasis laut di Indonesia.
Penutup
Tragedi kapal wisata terbalik di Pantai Berkas Bengkulu bukan hanya menjadi duka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi cermin dari lemahnya sistem pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keselamatan dalam industri pariwisata air. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk menciptakan sistem wisata yang aman, berkelanjutan, dan manusiawi.
Dengan adanya perhatian nasional terhadap tragedi ini, semoga ke depan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya wisata bahari, dapat lebih siap menghadapi berbagai potensi risiko dan memberikan jaminan keamanan maksimal bagi wisatawan dari seluruh penjuru negeri.
Kunjungi juga: Daungroup Indonesia
0 Komentar