PT Maruwa Batam Tutup, Ratusan Karyawan Protes Gaji

Bos PT Maruwa Indonesia asal Jepang saat menghadapi karyawannya yang menuntut gaji yang belum dibayarkan (Foto: DaunNews)
Bos PT Maruwa Indonesia asal Jepang saat menghadapi karyawannya yang menuntut gaji yang belum dibayarkan (Foto: DaunNews)

PT Maruwa Indonesia Tutup Mendadak, Ratusan Karyawan Protes Gaji Belum Dibayar

Daun NewsRatusan karyawan PT Maruwa Indonesia di Batam menggelar aksi protes pada Jumat, 23 Mei 2025, menuntut kejelasan atas penutupan mendadak operasional perusahaan sejak awal April 2025. Perusahaan manufaktur asal Jepang ini menghentikan kegiatan produksi tanpa pemberitahuan resmi, meninggalkan 205 karyawan tanpa kepastian mengenai gaji dan hak-hak mereka.

Latar Belakang Penutupan Operasional

PT Maruwa Indonesia, yang berlokasi di kawasan Bintang Industri II, Tanjung Uncang, Batuaji, merupakan anak perusahaan dari Maruwa Co., Ltd asal Jepang. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur komponen elektronik dan keramik, serta telah beroperasi sejak tahun 1999.

Pada awal April 2025, perusahaan secara tiba-tiba menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya. Manajemen menyatakan bahwa keputusan ini diambil akibat terputusnya pasokan bahan baku dari mitra utama mereka di Malaysia. Ketergantungan yang tinggi terhadap satu jalur pasokan menyebabkan perusahaan tidak mampu mempertahankan operasional, bahkan dalam kapasitas minimal.

Dampak Terhadap Karyawan

Akibat penutupan mendadak ini, 205 karyawan diliburkan tanpa penjelasan resmi terkait hak-hak ketenagakerjaan mereka, seperti gaji bulan berjalan, tunjangan hari raya (THR), dan pesangon jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) permanen.

Sejak tanggal 10 Mei 2025, para karyawan belum menerima gaji mereka. Kondisi ini memicu ketidakpuasan dan keresahan di kalangan pekerja, yang merasa diabaikan oleh manajemen perusahaan.

Aksi Protes Karyawan

Pada Jumat, 23 Mei 2025, ratusan karyawan menggelar aksi protes di halaman pabrik PT Maruwa Indonesia. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat sejumlah pekerja mengepung seorang pria berkemeja putih yang diduga merupakan salah satu petinggi perusahaan sambil meneriakkan tuntutan.

Para pekerja mengecam sikap perusahaan yang meliburkan mereka tanpa surat resmi dan penjelasan tertulis. Mereka menuntut kejelasan dari pihak manajemen terkait hak-hak mereka, termasuk pesangon dan penyelesaian kontrak kerja secara adil.

Respons Manajemen dan Pemerintah

Menanggapi situasi ini, manajemen PT Maruwa Indonesia telah menunjuk likuidator untuk menyelesaikan urusan hak-hak pekerja. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa proses penyelesaian hak-hak karyawan dilakukan secara transparan dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam telah turun tangan untuk memediasi konflik antara karyawan dan manajemen. Disnaker berkomitmen untuk memastikan bahwa hak-hak karyawan dipenuhi dan proses penyelesaian berjalan dengan adil.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Aksi protes karyawan PT Maruwa Indonesia menjadi sorotan publik dan viral di media sosial. Banyak netizen menyuarakan dukungan mereka terhadap para pekerja dan mengecam tindakan perusahaan yang dianggap tidak bertanggung jawab.

Video aksi protes yang diunggah di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok dan Instagram, menunjukkan emosi dan kekecewaan para karyawan yang merasa diperlakukan tidak adil.

Kesimpulan

Penutupan mendadak operasional PT Maruwa Indonesia dan dampaknya terhadap ratusan karyawan menyoroti pentingnya manajemen krisis yang efektif dan komunikasi yang transparan antara perusahaan dan karyawan. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan lain untuk selalu mematuhi ketentuan hukum ketenagakerjaan dan menjaga kesejahteraan karyawan, terutama dalam situasi sulit.


Media berita terkini dan terpercaya. Menghadirkan kabar aktual, tajam, dan mendalam.

Posting Komentar

0 Komentar