Banjir Dayeuhkolot, Bandung Terendam hingga 1 Meter: Warga Bertahan di Tengah Genangan
Daun News – Dayeuhkolot, salah satu wilayah rawan banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali digenangi banjir setinggi 40 cm hingga 1 meter. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (16/5/2025) setelah hujan deras mengguyur kawasan Bandung Raya dan menyebabkan Sungai Citarum meluap. Banjir pun merendam sejumlah permukiman warga, termasuk di Kampung Bojongasih, memaksa aktivitas tetap berjalan di tengah kondisi yang memprihatinkan.
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi di wilayah tersebut. Dayeuhkolot sudah lama dikenal sebagai daerah langganan banjir, terutama saat musim hujan tiba. Meski demikian, masyarakat tampak tetap beraktivitas seperti biasa, menunjukkan ketangguhan di tengah musibah.
Banjir Melanda Usai Hujan Deras, Citarum Meluap
Hujan deras yang turun sejak Kamis malam (15/5/2025) menyebabkan debit air Sungai Citarum meningkat drastis. Luapan sungai tidak mampu dibendung oleh tanggul yang ada, hingga akhirnya meluber ke permukiman warga di sekitarnya.
Ketinggian air bervariasi, mulai dari 40 cm di jalan-jalan utama hingga mencapai 1 meter di beberapa titik permukiman padat penduduk. Kampung Bojongasih menjadi salah satu titik terdampak parah, di mana air bahkan masuk ke dalam rumah warga.
Aktivitas Warga Tetap Berjalan
Kendati genangan air cukup tinggi, aktivitas warga tetap berlangsung. Pemandangan dua anak melintasi banjir menjadi potret nyata perjuangan masyarakat Dayeuhkolot. Beberapa warga memilih tetap tinggal di rumah, menggunakan perahu kecil atau galon air sebagai alat transportasi darurat untuk menyebrangi banjir.
Salah satu warga, Tuti (39), mengungkapkan bahwa ia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. "Banjir sudah biasa, apalagi kalau hujan deras lebih dari dua jam. Air langsung naik dari sungai," ujarnya.
Dampak Terhadap Infrastruktur dan Transportasi
Banjir mengganggu akses transportasi. Beberapa jalan utama tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Angkutan umum terpaksa dialihkan ke jalur lain, sementara kendaraan pribadi banyak yang mogok karena memaksa menerobos banjir.
Sekolah-sekolah dan kantor yang berada di zona banjir juga ikut terdampak. Kegiatan belajar mengajar dialihkan ke daring di beberapa sekolah. Sementara itu, sebagian besar karyawan memilih bekerja dari rumah.
Respons Pemerintah dan Tim Tanggap Bencana
Pemerintah Kabupaten Bandung melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) telah menurunkan tim untuk membantu evakuasi warga yang membutuhkan. Mereka juga menyiapkan posko pengungsian dan distribusi logistik seperti makanan siap saji, air bersih, serta kebutuhan dasar lainnya.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung, H. Asep Suryana, menyebutkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan cuaca dan debit air sungai. "Kami bekerja sama dengan BMKG dan BBWS Citarum untuk mengantisipasi banjir susulan. Kami imbau masyarakat tetap waspada," katanya.
Potret Kehidupan di Tengah Banjir
Di balik musibah banjir ini, terlihat banyak cerita kemanusiaan dan solidaritas. Beberapa komunitas lokal turun tangan membantu warga yang kesulitan. Dapur umum didirikan secara gotong royong oleh warga, sementara anak-anak tetap bermain meski genangan air mengelilingi rumah mereka.
Rina (32), ibu dua anak yang rumahnya terendam, tetap tersenyum meski harus tidur di loteng rumah. "Kami sudah biasa. Yang penting anak-anak bisa makan dan tidak sakit," ujarnya sambil memeluk bayinya yang masih berusia dua tahun.
Banjir Dayeuhkolot: Masalah Lama yang Terus Terulang
Permasalahan banjir di Dayeuhkolot sebenarnya sudah berlangsung lama. Salah satu penyebab utamanya adalah pendangkalan sungai serta penyempitan aliran air akibat sedimentasi dan pembangunan yang tak terkendali. Ditambah lagi dengan sistem drainase kota yang buruk dan kurangnya ruang terbuka hijau sebagai penyerapan air hujan.
Sejumlah pakar lingkungan telah menyuarakan perlunya normalisasi Sungai Citarum serta pengelolaan wilayah resapan air di kawasan Bandung Selatan. Namun, realisasi kebijakan tersebut masih berjalan lambat dan seringkali terganjal oleh birokrasi dan keterbatasan anggaran.
Upaya Jangka Panjang yang Diperlukan
Banjir bukan hanya persoalan musiman, melainkan krisis ekologis yang membutuhkan solusi jangka panjang. Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai), penghijauan kawasan hulu, pembangunan sumur resapan, serta edukasi masyarakat menjadi langkah-langkah penting yang harus segera diimplementasikan.
Selain itu, penerapan aturan tata ruang yang tegas untuk mencegah pembangunan di wilayah rawan banjir menjadi hal krusial. Pemerintah daerah harus bekerja sama dengan pemerintah pusat serta lembaga-lembaga terkait untuk membuat sistem mitigasi yang tangguh dan berkelanjutan.
Ketangguhan Sosial dan Harapan Masyarakat
Meski diterpa musibah, semangat gotong royong masyarakat Dayeuhkolot tak pernah surut. Mereka saling membantu, saling menguatkan, dan bersama menghadapi bencana dengan sabar dan penuh pengharapan.
Warga berharap agar pemerintah lebih serius memperhatikan kondisi mereka. Tidak hanya saat banjir datang, tetapi juga saat musim kemarau, ketika infrastruktur dan sistem pencegah banjir bisa dibangun dengan lebih optimal.
“Kami ingin solusi, bukan hanya bantuan,” kata Hendra (44), warga RW 03 Kampung Bojongasih.
Dokumentasi Banjir: Gambar dan Fakta di Lapangan
Tim jurnalis Daun News yang turun langsung ke lapangan mendokumentasikan kondisi terkini di Dayeuhkolot. Berikut beberapa fakta menarik:
-
Rata-rata ketinggian banjir: 40 cm – 1 meter
-
Jumlah rumah terdampak: ±1.200 rumah
-
Sekolah terdampak: 7 sekolah dasar dan 2 SMP
-
Jalur transportasi lumpuh: 3 jalur utama (Jalan Raya Dayeuhkolot, Jalan Bojongsoang, Jalan Cisirung)
Penutup
Banjir di Dayeuhkolot bukan hanya menjadi peristiwa tahunan, tetapi juga menjadi cermin dari berbagai persoalan lingkungan, sosial, dan tata kota yang belum tertangani dengan serius. Meski demikian, semangat masyarakat untuk bertahan dan bangkit tak pernah padam. Di tengah genangan air, mereka tetap menjalani hidup, berharap ada perubahan nyata yang akan datang.
Pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait harus bersatu untuk menanggulangi masalah ini secara menyeluruh. Hanya dengan kolaborasi dan komitmen kuat, Dayeuhkolot dan daerah lain yang bernasib sama bisa terbebas dari bencana serupa di masa mendatang.
Kunjungi juga: Daungroup Indonesia
0 Komentar