6 Bantuan Baru Prabowo Mulai 5 Juni 2025

Ilustrasi. Bantuan subsidi upah (BSU), salah satu bantuan atau insentif pemerintah yang diluncurkan 5 Juni mendatang. Dok. DaunNews
Ilustrasi. Bantuan subsidi upah (BSU), salah satu bantuan atau insentif pemerintah yang diluncurkan 5 Juni mendatang. Dok. DaunNews

6 Bantuan Baru Presiden Prabowo Mulai 5 Juni 2025 untuk Dorong Ekonomi Nasional

Daun News – Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan enam program bantuan atau insentif baru yang akan mulai diberlakukan pada 5 Juni 2025. Inisiatif ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Program ini diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama untuk kuartal kedua tahun 2025. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama hanya mencapai 4,87 persen, lebih rendah dibandingkan target 5 persen.

“Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua (2025). Jadi, momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program. Nah, ini beberapa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi,” ujar Airlangga dalam rilis resmi.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk terus menjaga daya beli masyarakat, memperkuat sektor riil, serta memperluas akses ke layanan publik yang lebih terjangkau.

Daftar Lengkap 6 Bantuan Pemerintah Mulai 5 Juni 2025

Berikut adalah enam bentuk bantuan atau insentif yang akan mulai diberikan kepada masyarakat pada 5 Juni 2025:


1. Diskon Transportasi Umum

Bantuan pertama mencakup diskon untuk moda transportasi umum meliputi:

  • Angkutan laut

  • Kereta api

  • Pesawat terbang

Diskon ini akan diberlakukan selama masa liburan sekolah, yaitu Juni hingga Juli 2025. Tujuannya adalah untuk meringankan beban masyarakat yang melakukan perjalanan saat liburan, sekaligus menggerakkan sektor transportasi dan pariwisata nasional.


2. Potongan Tarif Tol untuk 110 Juta Pengguna

Insentif kedua adalah pemotongan tarif jalan tol. Pemerintah menargetkan 110 juta pengendara akan menerima manfaat dari kebijakan ini, terutama selama periode arus mudik dan balik libur sekolah serta Idul Adha 2025.

Kebijakan ini dipandang strategis dalam rangka:

  • Mengurangi beban ongkos perjalanan darat

  • Mendorong pergerakan ekonomi daerah

  • Mendukung kegiatan usaha mikro dan logistik


3. Diskon Tarif Listrik 50 Persen untuk Rumah Tangga Kecil

Pemerintah juga akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada 79,3 juta rumah tangga, khususnya mereka yang menggunakan daya di bawah 1.300 VA.

Diskon akan diberlakukan selama dua bulan, dari Juni hingga Juli 2025, dan diperkirakan dapat:

  • Meningkatkan daya beli masyarakat

  • Menurunkan pengeluaran rumah tangga

  • Meningkatkan konsumsi rumah tangga sebagai motor utama PDB


4. Tambahan Alokasi Bantuan Sosial (Bansos)

Selanjutnya, pemerintah juga menambahkan alokasi untuk program bantuan sosial (bansos) berupa:

  • Kartu sembako

  • Bantuan pangan

Program ini akan menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Tambahan ini dinilai sangat penting untuk menjamin ketahanan pangan rumah tangga rentan, serta menjaga kestabilan sosial menjelang semester kedua tahun ini.


Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto bakal menggelontorkan 6 paket bantuan atau insentif mulai 5 Juni mendatang. Dok. DaunNews
Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto bakal menggelontorkan 6 paket bantuan atau insentif mulai 5 Juni mendatang. Dok. DaunNews

5. Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pekerja Bergaji Rendah

Mengulang kebijakan yang sempat diberlakukan selama pandemi COVID-19, pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta.

Meskipun nominal bantuannya akan lebih kecil dibandingkan Rp600 ribu yang diberikan pada 2022 lalu, BSU kali ini tetap dipandang sebagai bantalan sosial penting bagi kelas pekerja.

“Pemberian [bantuan] subsidi upah seperti [masa] Covid. Besarannya lebih kecil [dari Rp600 ribu],” kata Airlangga.


6. Perpanjangan Program Diskon Iuran JKK

Bantuan terakhir yang diumumkan adalah perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) khusus bagi pekerja di sektor padat karya.

Langkah ini ditujukan untuk:

  • Mengurangi beban perusahaan

  • Menjaga keberlangsungan lapangan kerja

  • Mendorong perusahaan tetap mematuhi standar keselamatan kerja


Strategi Dorong Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi

Pemerintah mengakui bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerak utama PDB, berkontribusi hingga 52-54 persen. Oleh karena itu, keenam program di atas dirancang sedemikian rupa agar mampu:

  • Meningkatkan daya beli langsung masyarakat

  • Mengurangi tekanan biaya hidup

  • Mempercepat peredaran uang di sektor riil

Selain itu, pemerintah juga berharap program-program ini akan berdampak pada peningkatan investasi swasta, terutama dalam sektor-sektor padat karya, transportasi, dan infrastruktur publik.


Proyeksi Ekonomi dan Tantangan Kuartal II

Pemerintah optimistis bahwa dengan kombinasi antara intervensi fiskal dan program sosial langsung, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua bisa kembali menembus 5 persen, setelah sebelumnya hanya mencapai 4,87 persen.

Namun demikian, beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain:

  • Ketidakpastian global akibat geopolitik

  • Volatilitas harga pangan dan energi

  • Kinerja ekspor yang masih melemah

Oleh karena itu, pemerintah juga membuka ruang bagi kemungkinan kebijakan tambahan jika diperlukan, dengan tetap menjaga defisit anggaran di bawah batas maksimal 3 persen dari PDB.


Respons Pelaku Usaha dan Ekonom

Pelaku usaha menyambut positif langkah pemerintah ini. Ketua Umum Kadin Indonesia menyatakan bahwa program diskon tol dan listrik akan sangat membantu pelaku UMKM dan sektor logistik.

Di sisi lain, para ekonom menilai bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada ketepatan penyaluran dan pengawasan. Jika pelaksanaannya tepat, maka efek pengganda (multiplier effect) dari program ini bisa terasa signifikan di tingkat akar rumput.


Penutup

Dengan peluncuran enam bantuan ini, pemerintah berusaha menstabilkan pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat daya beli masyarakat. Langkah ini menjadi awal dari berbagai program lain yang mungkin akan dirilis menjelang semester kedua 2025, sebagai bagian dari strategi jangka menengah pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Untuk informasi terbaru seputar kebijakan ekonomi nasional dan program bantuan pemerintah, pantau terus Daun News di kanal berita terpercaya Anda.


Berita terpercaya, akurat, dan terkini untuk Anda.

Posting Komentar

0 Komentar