Ayam Goreng Widuran Solo: 52 Tahun Legendaris Non Halal

ayam goreng widuran solo Dok. DaunNews
ayam goreng widuran solo Dok. DaunNews

 Ayam Goreng Widuran Solo: 52 Tahun Legendaris Non Halal

Daun News – Ayam goreng merupakan salah satu makanan paling disukai oleh masyarakat Indonesia. Cita rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah menjadikannya comfort food sejuta umat. Dari rumah makan kaki lima hingga restoran mewah, ayam goreng selalu memiliki tempat istimewa di hati pecintanya.

Namun, tak semua ayam goreng memiliki cerita dan sejarah panjang. Salah satu tempat yang patut diperhitungkan dalam ranah kuliner ayam goreng adalah Ayam Goreng Widuran di Solo, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 1973, warung ini telah beroperasi selama 52 tahun dan masih menjadi favorit banyak orang hingga kini.

Sejarah Ayam Goreng Widuran yang Melegenda

Ayam Goreng Widuran merupakan usaha keluarga yang diprakarsai oleh seorang pria bernama Indra. Melalui akun Instagram resmi mereka @ayamgorengwiduransolo, Indra menceritakan bahwa usaha ini telah dirintis sejak tahun 1973. Nama Widuran sendiri diambil dari nama jalan tempat mereka pertama kali membuka warung, yaitu di Jalan Widuran, Solo.

Dari sebuah warung kecil, Ayam Goreng Widuran berkembang menjadi restoran yang dikenal luas di kalangan masyarakat Solo dan bahkan hingga luar daerah. Keberhasilan mereka tak lepas dari konsistensi dalam menjaga kualitas rasa, pelayanan, serta keaslian resep tradisional.

Rahasia Lezat: Proses Tradisional dan Bumbu Rempah

Salah satu daya tarik utama dari Ayam Goreng Widuran adalah proses memasaknya yang masih menggunakan metode tradisional. Ayam kampung segar dipilih sebagai bahan utama, lalu direndam dalam bumbu rempah khas Indonesia yang kaya rasa.

Bumbu tersebut terdiri dari lengkuas, bawang putih, bawang merah, ketumbar, kunyit, jahe, dan garam, yang kemudian dimasak hingga meresap sempurna. Proses marinasi yang memakan waktu lama membuat ayam memiliki rasa yang kuat dan khas, tidak hanya di permukaan tetapi juga hingga ke dalam daging.

Ciri Khas Kremesan Renyah Gurih

Setiap porsi ayam goreng disajikan bersama kremesan yang menjadi ciri khas utama. Kremesan ini terbuat dari campuran tepung, air, dan bumbu rahasia yang kemudian digoreng hingga renyah. Teksturnya yang krispi dengan rasa gurih menambah kenikmatan setiap suapan.

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Untuk satu potong ayam dibanderol sekitar Rp 33.000, sementara satu ekor ayam utuh dihargai Rp 130.000. Menu ini sangat cocok untuk disantap bersama keluarga atau teman-teman saat makan siang maupun malam.

Cabang di Berbagai Kota hingga Bali

Popularitas Ayam Goreng Widuran membuatnya berkembang pesat. Selain lokasi pusat di Jalan Sultan Syahrir No 71 Solo, mereka juga membuka cabang kedua di Ruko Sudirman Square. Tidak hanya di kota asal, restoran ini juga melebarkan sayapnya hingga ke Bali, tepatnya di Jalan Imam Bonjol No 371 Denpasar.

Keberadaan cabang di luar kota menjadi bukti bahwa kuliner tradisional seperti ini tetap memiliki tempat di hati para penikmat makanan, baik lokal maupun wisatawan mancanegara.

Fakta Penting: Menu Non Halal

Meski terkenal luas, Ayam Goreng Widuran memiliki satu catatan penting yang harus diketahui pelanggan, khususnya yang beragama Islam. Ayam goreng di sini dikategorikan sebagai non halal karena proses penggorengan kremesan menggunakan minyak babi.

Fakta ini sempat membuat heboh media sosial, terutama di platform Thread. Banyak netizen yang merasa kecewa karena sebelumnya tidak mengetahui informasi ini. Beberapa dari mereka bahkan menyayangkan karena sudah menjadi pelanggan tetap dan merasa tidak diberi tahu secara terang-terangan oleh pihak restoran.

"Hah seriusan? Itu kesukaan keluargaku lagi. Dulu belum ada tulisan non halalnya. Tapi kok orangnya diem-diem aja ya pas keluargaku yg berhijab makan disana," tulis seorang netizen.

"Dulu banget pernah beli, terus ada temen yg bilang kalau non halal, habis itu ya udah gak pernah beli lagi," tulis netizen lainnya.

Menanggapi reaksi tersebut, pihak Ayam Goreng Widuran kini telah memperjelas status non halal mereka. Informasi ini telah dicantumkan secara terbuka di bio Instagram dan juga pada ulasan Google, agar para pelanggan bisa membuat keputusan dengan lebih sadar.

Komitmen pada Transparansi

Keputusan untuk mencantumkan informasi non halal secara terbuka merupakan langkah yang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan komitmen mereka terhadap transparansi dan rasa hormat kepada semua kalangan masyarakat.

Meski status non halal membuat sebagian pelanggan mundur, Ayam Goreng Widuran tetap memiliki pangsa pasar yang setia, terutama dari kalangan yang tidak mempermasalahkan bahan-bahan yang digunakan.

Strategi Bisnis Bertahan di Tengah Persaingan

Di tengah menjamurnya berbagai jenis bisnis kuliner, Ayam Goreng Widuran mampu bertahan lebih dari setengah abad. Kunci keberhasilannya terletak pada beberapa faktor penting:

  1. Konsistensi Kualitas: Resep yang tidak berubah dan kualitas bahan baku yang selalu dijaga.

  2. Inovasi Tanpa Merusak Tradisi: Meskipun mengembangkan cabang, mereka tetap mempertahankan cita rasa otentik.

  3. Pelayanan Prima: Staf yang ramah dan suasana tempat makan yang nyaman turut mendukung pengalaman pelanggan.

  4. Branding yang Kuat: Nama besar Widuran yang melegenda di kalangan pecinta kuliner membuatnya selalu diingat.

Kesimpulan: Warisan Rasa yang Tak Lekang oleh Waktu

Ayam Goreng Widuran adalah contoh nyata bahwa warisan kuliner tradisional bisa bertahan dan berkembang bila dikelola dengan baik. Dengan tetap menjaga cita rasa asli, proses produksi tradisional, dan keterbukaan terhadap pelanggan, warung ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga cerita dan kenangan.

Bagi Anda yang tidak mempermasalahkan status non halal, Ayam Goreng Widuran bisa menjadi destinasi kuliner wajib saat berkunjung ke Solo atau Bali. Tapi bagi Anda yang membutuhkan makanan halal, penting untuk selalu membaca informasi dengan teliti sebelum memutuskan untuk menikmati suatu hidangan.

Dengan segala keunikan dan sejarahnya, Ayam Goreng Widuran tetap menjadi salah satu ikon kuliner yang patut dikenang dan dilestarikan.


Daun News

Posting Komentar

0 Komentar