![]() |
Cuplikan adegan dalam film Thunderbolts* Foto: Dok. Marvel Studios |
Marvel Studios kembali mencuri perhatian publik lewat film terbarunya berjudul Thunderbolts. Mengusung tema antihero, film ini menjadi titik balik yang menyegarkan di tengah kritik tajam terhadap film-film Marvel sebelumnya. Rilis pada 2025, Thunderbolts langsung mengundang perhatian luas dari para penonton dan kritikus film global.
Dengan kisah penuh konflik, humor gelap, dan dinamika antar karakter yang kompleks, Thunderbolts berhasil mendapatkan skor tinggi 88% di situs Rotten Tomatoes berdasarkan 109 ulasan. Skor tersebut membuat film ini menyandang label Certified Fresh, sebuah prestasi yang cukup langka untuk film dalam jagat Marvel Cinematic Universe (MCU) belakangan ini.
Sorotan juga datang dari trailer film yang sempat membuat heboh warganet. Banyak penggemar menyadari bahwa sejumlah adegan menarik di trailer tidak muncul di versi final film. Menanggapi hal ini, salah satu aktor utama, David Harbour, memberikan penjelasan menarik. Dalam wawancaranya dengan Digital Spy, ia mengatakan bahwa beberapa momen dalam trailer hanya digunakan untuk keperluan promosi dan tidak masuk dalam potongan akhir film.
"Menonton bagian promo memang menyenangkan karena ada banyak hal yang diambil dari momen-momen kecil selama proses syuting, dan itu membuat trailer lebih hidup. Tapi tentu saja, tidak semua cocok untuk narasi utuh dalam filmnya," ujar Harbour yang berperan sebagai Alexei Shostakov alias Red Guardian.
Wyatt Russell, yang memerankan John Walker alias US Agent, juga mengungkap pengalaman syuting yang penuh tantangan namun menyenangkan. Ia bercerita bagaimana para aktor harus mengenakan kostum lengkap di cuaca ekstrem gurun Mojave tanpa AC di dalam mobil. “Meski panasnya luar biasa, kami tetap bisa tertawa. Kami sangat menikmati prosesnya,” katanya.
Sutradara Jake Schreier menambahkan bahwa inspirasi utama untuk pendekatan film Thunderbolts datang dari film animasi Toy Story 3. "Film itu tidak berfokus pada genre superhero, melainkan pada dinamika karakter. Saya ingin membangun hubungan antartokoh yang terasa otentik, dan itu yang saya coba hadirkan di sini," ujar Schreier.
Menariknya, Thunderbolts tidak hanya berhasil mencuri perhatian publik, tetapi juga langsung melampaui pencapaian film Marvel lainnya seperti Captain America: Brave New World. Film pembuka MCU 2025 itu hanya mampu meraih skor 48% dari 336 ulasan kritikus. Dengan capaian ini, Thunderbolts secara instan masuk dalam daftar 10 besar film MCU dengan rating tertinggi di Rotten Tomatoes.
Keberhasilan Thunderbolts menjadi angin segar bagi Marvel Studios yang dalam beberapa tahun terakhir mendapatkan banyak kritik terkait penurunan kualitas cerita dan kelelahan waralaba (franchise fatigue). Kini, harapan publik terhadap kelanjutan MCU kembali meningkat.
Dengan pendekatan yang lebih berani dan fokus pada eksplorasi karakter dibanding sekadar aksi CGI, Thunderbolts menjadi bukti bahwa Marvel masih bisa menawarkan sesuatu yang segar dan bermakna. Film ini bukan hanya tentang pertarungan para antihero, tetapi juga tentang pilihan, pengorbanan, dan dinamika tim yang kompleks. Penonton diajak tidak hanya menyaksikan aksi, tetapi juga memahami alasan di balik setiap keputusan para karakter.
Tak hanya itu, para penggemar Marvel di Indonesia patut berbangga karena film ini tayang lebih dulu di bioskop Tanah Air sebelum dirilis secara global. Hal ini membuat antusiasme semakin tinggi, terlebih dengan kualitas yang tidak mengecewakan.
Dengan segala pencapaiannya, Thunderbolts menjadi tonggak penting dalam perjalanan MCU. Sebuah film yang berhasil menggabungkan elemen klasik Marvel dengan pendekatan emosional dan cerita yang kuat. Layak disebut sebagai salah satu karya terbaik Marvel dalam satu dekade terakhir.
Jika Marvel mampu mempertahankan kualitas seperti ini di film-film selanjutnya, maka bukan tidak mungkin kejayaan MCU akan kembali bangkit dan bahkan melampaui era kejayaannya terdahulu.
0 Komentar