Rata-rata Gaji Pekerja RI Rp3,09 Juta, Masih Timpang

Rata-rata Gaji Pekerja RI Rp3,09 Juta, Masih Timpang. DaunNews
Rata-rata Gaji Pekerja RI Rp3,09 Juta, Masih Timpang. DaunNews

Rata-Rata Gaji Pekerja Indonesia Rp3,09 Juta: Kenaikan Tipis, Ketimpangan Besar

Daun News – Ekonomi & Ketenagakerjaan

Pendahuluan: Gambaran Umum Dunia Kerja di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa memiliki dinamika ketenagakerjaan yang kompleks. Terbaru, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata gaji pekerja di Indonesia pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp3,09 juta per bulan, naik 1,78% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan ini tentu membawa harapan, namun juga menyisakan pekerjaan rumah besar: ketimpangan upah yang masih mencolok antara laki-laki dan perempuan, antar sektor, serta berdasarkan tingkat pendidikan.

Artikel ini membahas secara menyeluruh kondisi terkini gaji pekerja di Indonesia, berdasarkan data resmi BPS, serta tantangan-tantangan besar yang perlu diatasi agar kesejahteraan pekerja Indonesia semakin merata.


1. Rata-rata Gaji Pekerja Naik Tipis: Dari Rp3,04 Juta ke Rp3,09 Juta

Data BPS menunjukkan bahwa secara nasional, rata-rata upah pekerja naik sebesar Rp50.000 atau setara dengan 1,78% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Meski naik, angka ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Rata-rata gaji ini dihitung dari berbagai sektor pekerjaan dan jenis kelamin. Penting dicatat bahwa angka ini merupakan rata-rata nasional, yang bisa saja berbeda drastis jika dilihat berdasarkan wilayah atau sektor usaha tertentu.


2. Ketimpangan Upah Berdasarkan Jenis Kelamin

Salah satu temuan paling mencolok dari data BPS adalah ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan.

  • Rata-rata gaji pria: Rp3,37 juta

  • Rata-rata gaji perempuan: Rp2,61 juta

Dengan kata lain, gaji perempuan hanya 77,5% dari gaji laki-laki, atau lebih rendah sekitar Rp760.000 per bulan. Ini mencerminkan bahwa diskriminasi penghasilan berdasarkan gender masih terjadi secara sistemik di pasar kerja Indonesia.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu sektor, tapi menjangkau hampir semua tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.


3. Sektor Pertambangan dan Energi Paling Tinggi, Jasa Terendah

Perbedaan upah juga terlihat dari lapangan usaha atau sektor tempat seseorang bekerja. Berikut adalah data dari BPS mengenai upah tertinggi dan terendah per sektor:

SektorRata-rata Gaji
Pertambangan dan PenggalianRp5,09 juta
Listrik dan GasRp5,04 juta
Jasa Keuangan dan AsuransiRp4,72 juta
Informasi dan KomunikasiRp4,53 juta
Jasa Lainnya (terendah)Rp1,81 juta

Sektor jasa lainnya, yang mencakup pekerjaan informal, layanan rumah tangga, atau pekerjaan serabutan, menjadi sektor dengan upah paling rendah.


4. Pendidikan Tinggi, Gaji Tinggi: Hubungan yang Kuat

Pendidikan terbukti menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan tinggi rendahnya upah. Berikut data yang dirilis BPS berdasarkan tingkat pendidikan terakhir:

Tingkat PendidikanRata-rata Gaji
SD ke bawahRp2,07 juta
SMPRp2,48 juta
SMA/SMKRp2,90 juta
Diploma (D1–D3)Rp3,57 juta
Sarjana (S1) atau lebih tinggiRp4,35 juta

Tampak bahwa lulusan sarjana memiliki upah dua kali lipat dibanding lulusan SD. Hal ini mempertegas pentingnya akses dan kualitas pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.


5. Ketimpangan Gaji Juga Terjadi di Semua Level Pendidikan

Menariknya, perbedaan gaji antara laki-laki dan perempuan tetap terjadi meskipun mereka memiliki tingkat pendidikan yang sama.

Contoh mencolok:

  • Lulusan Sarjana Pria: Rp5,04 juta

  • Lulusan Sarjana Perempuan: Rp3,75 juta

Artinya, meskipun sudah berada di level pendidikan tinggi, perempuan tetap menerima gaji 25,6% lebih rendah dari laki-laki.


6. Angkatan Kerja Meningkat, Tapi Apakah Kualitasnya Juga Naik?

BPS juga mencatat bahwa per Februari 2025, jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 153,05 juta orang, bertambah 3,67 juta dari tahun sebelumnya.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,80 persen poin, menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk usia kerja yang terlibat dalam aktivitas ekonomi.

Jumlah penduduk yang bekerja mencapai 145,77 juta orang, meningkat 3,59 juta dari Februari 2024.


7. Lapangan Kerja yang Tumbuh Paling Cepat

Sektor dengan pertumbuhan pekerja tertinggi adalah:

  • Perdagangan, reparasi, dan perawatan kendaraan: naik 980 ribu pekerja

  • Sektor industri pengolahan, pertanian, dan konstruksi juga menunjukkan peningkatan signifikan

Pertumbuhan lapangan kerja di sektor ini menunjukkan bahwa sektor informal dan sektor mikro kecil menengah (UMKM) masih menjadi tulang punggung pasar kerja Indonesia.


8. Tantangan Ketimpangan dan Kesejahteraan

Walaupun ada pertumbuhan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketimpangan. Hal ini menjadi penghambat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Beberapa tantangan utama yang perlu diatasi antara lain:

  • Ketimpangan gender dalam upah dan jabatan

  • Rendahnya upah di sektor informal

  • Kurangnya jaminan kerja dan perlindungan sosial bagi pekerja rentan

  • Distribusi pendidikan yang tidak merata antar wilayah


9. Solusi dan Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, berikut adalah beberapa solusi dan rekomendasi kebijakan:

  1. Penguatan regulasi upah minimum sektoral berbasis produktivitas dan inflasi

  2. Program afirmatif untuk peningkatan upah perempuan

  3. Insentif pajak bagi perusahaan yang memperkecil kesenjangan gaji gender

  4. Peningkatan akses pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri

  5. Perlindungan hukum dan jaminan sosial untuk pekerja sektor informal


10. Penutup: Arah Masa Depan Pasar Kerja Indonesia

Data BPS memberikan gambaran penting mengenai realitas dunia kerja di Indonesia. Kenaikan upah rata-rata nasional menjadi kabar baik, namun belum cukup untuk mengatakan bahwa kondisi pekerja Indonesia sudah sejahtera.

Ketimpangan gender, ketimpangan antar sektor, dan berdasarkan pendidikan tetap menjadi masalah yang harus diselesaikan bersama.

Indonesia memerlukan langkah konkret untuk menciptakan pasar kerja yang adil, merata, dan berkeadilan sosial, agar pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.


Menyajikan Fakta, Mengungkap Realita.

Posting Komentar

0 Komentar