![]() |
Gunung Semeru Erupsi. DaunNews |
Gunung Semeru Empat Kali Erupsi, Waspada Potensi Bahaya Lahar
Daun News – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan menjelang akhir Mei 2025. Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, tercatat terjadi empat kali erupsi dalam rentang waktu dini hari hingga pagi, pada Jumat (30/5/2025).
Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memuntahkan abu vulkanik setinggi hingga 900 meter dari puncak kawah, menandakan peningkatan tekanan dan aktivitas magma di dalam perut bumi. Kondisi ini patut diwaspadai mengingat Gunung Semeru dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.
Rincian Erupsi yang Terjadi
Petugas PGA Semeru, Liswanto, melaporkan bahwa erupsi pertama tercatat pukul 00.22 WIB. Kemudian disusul oleh erupsi signifikan pada pukul 05.31 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 900 meter di atas puncak. Warna kolom abu bervariasi dari putih hingga kelabu, dengan intensitas sedang menuju arah utara.
Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 05.28 dan 06.35 WIB dengan ketinggian kolom abu sekitar 500 meter. Abu berwarna putih hingga kelabu terlihat bergerak ke arah barat daya dengan intensitas tebal.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik," ujar Liswanto.
Aktivitas vulkanik tinggi ini mencerminkan dinamika magma di bawah permukaan Semeru yang terus bergolak. Hal ini memperkuat status Gunung Semeru yang saat ini berada di Level II (Waspada).
Aktivitas Seismik Sehari Sebelumnya
Data aktivitas vulkanik yang dikumpulkan pada Kamis (29/5/2025) menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Dalam periode 24 jam, tercatat:
61 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa antara 39-200 detik.
5 kali gempa harmonik dengan amplitudo 6-10 mm dan durasi 80-480 detik.
3 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 6-25 mm, S-P 2-3.64 detik, dan durasi 16-25 detik.
4 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-26 mm, S-P 11-36 detik, dan durasi 27-80 detik.
Imbauan untuk Masyarakat dan Pendaki
Melihat aktivitas vulkanik yang terus berlanjut, pihak berwenang menetapkan beberapa zona larangan aktivitas manusia, di antaranya:
Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari sempadan sungai karena potensi aliran lahar dan awan panas dapat mencapai hingga 13 km dari puncak.
Pendaki dan warga dilarang melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari kawah.
"Kawasan seperti Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat juga perlu diwaspadai karena berpotensi menjadi jalur aliran lahar dan guguran lava," tegas Liswanto.
Gunung Semeru: Karakter dan Lokasi
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Gunung ini merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan menjadi tujuan pendakian populer, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Meski statusnya berada di level waspada, aktivitas pendakian ke Gunung Semeru tetap dibuka. Namun, pendakian dibatasi hanya sampai Danau Ranukumbolo dan dengan kuota maksimal 200 orang per hari. Setiap pendaki juga diwajibkan menggunakan jasa pendamping resmi yang telah ditunjuk oleh pengelola dari Balai Besar TNBTS.
Potensi Bahaya Lain yang Perlu Diwaspadai
Selain lontaran batu pijar dan abu vulkanik, potensi lain yang mengancam dari erupsi Semeru meliputi:
Awan panas guguran (pyroclastic flow) yang bisa meluncur dengan kecepatan tinggi.
Aliran lahar dingin saat hujan mengguyur daerah hulu.
Potensi hujan abu di wilayah pemukiman yang bisa mengganggu kesehatan dan aktivitas warga.
Masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Semeru harus ekstra waspada. Sungai-sungai seperti Besuk Kobokan dan anak-anak sungainya memiliki risiko tinggi sebagai jalur aliran material vulkanik.
Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan
Pemerintah daerah melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk:
Memasang rambu-rambu bahaya di zona terlarang.
Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai potensi ancaman dan evakuasi mandiri.
Menyiapkan tempat evakuasi dan jalur pengungsian di desa-desa sekitar.
Menyediakan masker dan alat pelindung diri kepada masyarakat terdampak abu.
Masyarakat diminta tidak panik namun tetap waspada serta mengikuti arahan dari petugas di lapangan.
Penutup: Tetap Tenang, Tetap Waspada
Aktivitas Gunung Semeru kembali menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Keindahan alam Indonesia, termasuk gunung-gemunungnya, juga menyimpan potensi bahaya yang besar jika tidak diantisipasi dengan tepat.
Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan relawan, mitigasi risiko bencana bisa dilakukan secara maksimal. Terus ikuti perkembangan informasi resmi dari PVMBG dan pemerintah daerah agar tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu.
Tetap waspada, jaga keselamatan, dan lindungi keluarga Anda.
Kunjungi juga: Daungroup Indonesia
0 Komentar