![]() |
Mengungkap Asal Usul Nama Depok: Ternyata Singkatan dari Bahasa Belanda! |
Mengungkap Asal Usul Nama Depok: Ternyata Singkatan dari Bahasa Belanda!
Kota Depok, yang kini dikenal sebagai salah satu kota sibuk di antara Jakarta dan Bogor, ternyata menyimpan sejarah yang mengejutkan. Nama "Depok" bukan berasal dari bahasa lokal atau nama tokoh Nusantara, melainkan sebuah singkatan dari bahasa Belanda. Ya, ini bukan sekadar mitos urban, melainkan fakta sejarah yang jarang diketahui masyarakat luas.
Semua bermula dari kisah seorang pria Belanda bernama Cornelis Chastelein. Ia adalah mantan pegawai VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang kisah hidupnya bak plot drama kolosal. Lahir dari keluarga terpandang, Chastelein mengawali karier sebagai pengawas gudang di usia 20-an, namun seiring waktu ia menjelma menjadi salah satu saudagar paling berpengaruh dan anggota Dewan Kota Batavia.
Iklan Menarik dari Dauntogel: Ingin rejeki melimpah seperti saudagar Belanda? Coba peruntunganmu di Dauntogel! Platform hiburan digital terpercaya dengan bonus menarik dan peluang seru setiap hari. Kunjungi Dauntogel sekarang dan jadilah pemenang!
Kehidupan Chastelein bukan hanya soal kekayaan dan kekuasaan. Ia dikenal sebagai sosok dermawan dan progresif, terutama dalam pandangannya terhadap hak asasi manusia. Di masa ketika perbudakan adalah hal lumrah, Chastelein justru memperlakukan budaknya secara manusiawi. Hal ini menjadikannya figur yang sangat dihormati, bahkan hingga kini.
Tahun 1693 menjadi titik balik ketika Chastelein mulai membeli tanah-tanah di sekitar Batavia. Salah satu tanah pertamanya berada di Weltevreden (kini kawasan Gambir). Setelah pensiun dari VOC, ia membeli tanah di Serengseng (sekarang Lenteng Agung) dan kemudian menetap bersama keluarganya dan sekitar 150 budak yang ia bawa.
Namun jangan salah sangka, ini bukan kisah perbudakan yang kelam. Justru sebaliknya, ini adalah kisah pembebasan.
Chastelein yang taat sebagai penganut Kristen Protestan memilih jalan berbeda. Ia membebaskan seluruh budaknya. Tak cukup sampai di situ, ia memberikan mereka tanah warisan dan hak untuk mengelola lahan secara mandiri, termasuk kawasan Mampang dan Depok. Tanah-tanah tersebut kemudian ditanami dengan komoditas utama seperti tebu, kopi, lada, dan pala yang saat itu menjadi komoditas berharga di dunia.
Para mantan budak itu kemudian membentuk komunitas Kristen yang mandiri. Mereka menamai komunitas tersebut "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen" yang berarti "Organisasi Kristen Protestan Pertama". Inilah yang kemudian disingkat menjadi "DEPOK".
Iklan Menarik dari Admintoto: Sejarah bisa memberi inspirasi, tapi masa depan ada di tangan Anda! Bergabunglah dengan Admintoto, platform hiburan dengan fitur modern, keamanan tinggi, dan promo cashback yang bikin untung terus. Mainkan harimu bersama Admintoto!
Pada 13 Maret 1714, hanya tiga bulan sebelum meninggal dunia, Chastelein menulis surat wasiat. Dalam surat itu, ia menyatakan bahwa semua tanah dan kekayaannya tidak hanya diwariskan kepada keluarga, tetapi juga kepada para mantan budaknya. Ini bukan sekadar warisan materi, melainkan juga sebuah amanat luhur: agar tanah Depok menjadi pusat penyebaran iman dan tempat kehidupan yang mandiri dan bermartabat bagi para bekas budak.
Mereka kemudian dikenal sebagai komunitas "Belanda Depok", sebuah kelompok masyarakat dengan identitas budaya yang unik—perpaduan antara warisan Eropa dan akar Nusantara. Hingga kini, keturunan komunitas ini masih dapat ditemukan dan menjadi bagian dari sejarah hidup Kota Depok.
Nama "Depok" kemudian melekat seiring berjalannya waktu, melewati zaman kolonial, kemerdekaan, hingga era modern. Kini, Depok telah berkembang menjadi kota metropolitan yang dinamis dengan berbagai institusi pendidikan, seperti Universitas Indonesia, dan kawasan komersial yang terus tumbuh.
Namun siapa sangka, di balik kemacetan jalan Margonda dan hiruk-pikuk pusat perbelanjaan, tersimpan kisah klasik tentang kebebasan, iman, dan kemanusiaan yang mendalam. Sebuah warisan dari seorang Belanda yang memilih untuk meninggalkan warisan kemanusiaan, bukan dominasi.
Iklan Menarik dari Redmitoto: Mau hidup penuh warna dan keberuntungan? Yuk, rasakan sensasi bermain di Redmitoto! Hadiah langsung setiap hari, bonus tanpa henti, dan pengalaman hiburan digital terbaik. Coba sekarang, dan temukan keberuntunganmu!
Kisah ini bukan hanya memperkaya pengetahuan sejarah kita, tetapi juga menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bisa mengubah arah sejarah. Dari sinilah kita belajar bahwa nama tempat bukan sekadar label, melainkan menyimpan cerita panjang yang membentuk identitas dan peradaban.
Depok bukan sekadar kota pinggiran. Ia adalah simbol dari integrasi, perjuangan, dan kemerdekaan manusia.
0 Komentar